Sunday, April 24, 2011

Qanaah

Qana’ah (rela dan menerima pemberian Allah subhanahu wata’ala apa adanya) adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.

Namun meskipun demikian kita dituntut untuk memerangi hawa nafsu supaya bisa menekan sifat tamak dan membimbingnya menuju sikap zuhud dan qana’ah. Berikut ini beberapa kiat menuju qana’ah yang jika kita laksanakan maka dengan izin Allah seseorang akan dapat merealisasikan nya. Di antaranya yaitu:


1. Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata’ala.

Juga membiasakan hati untuk menerima apa adanya dan merasa cukup terhadap pemberian Allah subhanahu wata’ala, karena hakikat kaya itu ada di dalam hati. Barangsiapa yang kaya hati maka dia mendapatkan nikmat kebahagiaan dan kerelaan meskipun dia tidak mendapatkan makan di hari itu.

Sebaliknya siapa yang hatinya fakir maka meskipun dia memilki dunia seisinya kecuali hanya satu dirham saja, maka dia memandang bahwa kekayaannya masih kurang sedirham, dan dia masih terus merasa miskin sebelum mendapatkan dirham itu.

2. Yaqin bahwa Rizki Telah Tertulis.

Seorang muslim yakin bahwa rizkinya sudah tertulis sejak dirinya berada di dalam kandungan ibunya. Sebagaimana di dalam hadits dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, disebutkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di antaranya, “Kemudian Allah mengutus kepadanya (janin) seorang malaikat lalu diperintahkan menulis empat kalimat (ketetapan), maka ditulislah rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka dan bahagianya.” (HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Seorang hamba hanya diperintah kan untuk berusaha dan bekerja dengan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala yang memberinya rizki dan bahwa rizkinya telah tertulis.

3. Memikirkan Ayat-ayat al-Qur’an yang Agung.

Terutama sekali ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah rizki dan bekerja (usaha). ‘Amir bin Abdi Qais pernah berkata, “Empat ayat di dalam Kitabullah apabila aku membacanya di sore hari maka aku tidak peduli atas apa yang terjadi padaku di sore itu, dan apabila aku membacanya di pagi hari maka aku tidak peduli dengan apa aku akan berpagi-pagi, (yaitu):

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathiir:2)

“Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.” (QS.Yunus:107)

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Huud:6)

“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. ath-Thalaq:7)4. Ketahui Hikmah Perbedaan Rizki

Di antara hikmah Allah subhanahu wata’ala menentu kan perbedaan rizki dan tingkatan seorang hamba dengan yang lainnya adalah supaya terjadi dinamika kehidupan manusia di muka bumi, saling tukar manfaat, tumbuh aktivitas perekonomian, serta agar antara satu dengan yang lainnya saling memberi kan pelayanan dan jasa.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentu kan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. az-Zukhruf:32)

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS.Al an’am 165)5. Banyak Memohon Qana’ah kepada Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling qana’ah, ridha dengan apa yang ada dan paling banyak zuhudnya. Beliau juga seorang yang paling kuat iman dan keyakinannya, namun demikian beliau masih meminta kepada Allah subhanahu wata’ala agar diberikan qana’ah, beliau bedoa,
“Ya Allah berikan aku sikap qana’ah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepadaku, berkahilah pemberian itu dan gantilah segala yang luput (hilang) dariku dengan yang lebih baik.” (HR al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan disetujui oleh adz-Dzahabi)

Dan karena saking qana’ahnya, beliau tidak meminta kepada Allah subhanahu wata’ala kecuali sekedar cukup untuk kehidu pan saja, dan meminta disedikitkan dalam dunia (harta) sebagaimana sabda beliau, “Ya Allah jadikan rizki keluarga Muhammad hanyalah kebutuhan pokok saja.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi)6. Menyadari bahwa Rizki Tidak Diukur dengan Kepandaian

Kita harus menyadari bahwa rizki seseorang itu tidak tergantung kepada kecerdasan akal semata, kepada banyaknya aktivitas, keluasan ilmu, meskipun dalam sebagiannya itu merupakan sebab rizki, namun bukan ukuran secara pasti.
Kesadaran tentang hal ini akan menjadikan seseorang bersikap qana’ah, terutama ketika melihat orang yang lebih bodoh, pendidikannya lebih rendah dan tidak berpengalaman mendapatkan rizki lebih banyak daripada dirinya, sehingga tidak memunculkan sikap dengki dan iri.

7. Melihat ke Bawah dalam Hal Dunia

Dalam urusan dunia hendaklah kita melihat kepada orang yang lebih rendah, jangan melihat kepada yang lebih tinggi, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah melihat kepada orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR.al-Bukhari dan Muslim)

Jika saat ini anda sedang sakit maka yakinlah bahwa selain anda masih ada lagi lebih parah sakitnya. Jika anda merasa fakir maka tentu di sana masih ada orang lain yang lebih fakir lagi, dan seterusnya. Jika anda melihat ada orang lain yang mendapatkan harta dan kedudukannya lebih dari anda, padahal dia tidak lebih pintar dan tidak lebih berilmu dibanding anda, maka mengapa anda tidak ingat bahwa anda telah mendapatkan sesuatu yang tidak dia dapatkan?

8. Membaca Kehidupan Salaf

Yakni melihat bagaimana keadaan mereka dalam menyikapi dunia, bagaimana kezuhudan mereka, qana’ah mereka terhadap yang mereka peroleh meskipun hanya sedikit. Di antara mereka ada yang memperolah harta yang melimpah, namun mereka justru memberikannya kepada yang lain dan yang lebih membutuhkan.

9. Menyadari Beratnya Tanggung Jawab Harta

Bahwa harta akan mengakibatkan keburukan dan bencana bagi pemilik nya jika dia tidak mendapatkan nya dengan cara yang baik serta tidak membelanjakannya dalam hal yang baik pula.

Ketika seorang hamba ditanya tantang umur, badan, dan ilmunya maka hanya ditanya dengan satu pertanyaan yakni untuk apa, namun tentang harta maka dia dihisab dua kali, yakni dari mana memperoleh dan ke mana membelanjakannya. Hal ini menunjukkan beratnya hisab orang yang diberi amanat harta yang banyak sehingga dia harus dihisab lebih lama dibanding orang yang lebih sedikit hartanya.10. Melihat Realita bahwa Orang Fakir dan Orang Kaya Tidak Jauh Berbeda.

Karena seorang yang kaya tidak mungkin memanfaatkan seluruh kekayaannya dalam satu waktu sekaligus. Kita perhatikan orang yang paling kaya di dunia ini, dia tidak makan kecuali sebanyak yang dimakan orang fakir, bahkan mungkin lebih banyak yang dimakan orang fakir. Tidak mungkin dia makan lima puluh piring sekaligus, meskipun dia mampu untuk membeli dengan hartanya. Andaikan dia memiliki seratus potong baju maka dia hanya memakai sepotong saja, sama dengan yang dipakai orang fakir, dan harta selebihnya yang tidak dia manfaatkan maka itu relatif (nisbi).

Sungguh indah apa yang diucapkan Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, “Para pemilik harta makan dan kami juga makan, mereka minum dan kami juga minum, mereka berpakaian kami juga berpakaian, mereka naik kendaraan dan kami pun naik kendaraan. Mereka memiliki kelebihan harta yang mereka lihat dan dilihat juga oleh selain mereka, lalu mereka menemui hisab atas harta itu sedang kita terbebas darinya.”

Sumber: “Al-Qana’ah, mafhumuha, manafi’uha, ath-thariq ilaiha,” hal 24-30, Ibrahim bin Muhammad al-Haqiil

Wednesday, April 20, 2011

AOR

Hari ini aku lihat begitu banyak drama2 melayu di hospital. AOR adalah singkatan AT OWN RISK yang bermaksud pesakit ingin berhenti daripada treatment yang diberikan hospital secara sukarela dan bersedia menanggung risiko2nya sendiri.

Seorang pesakit mengalami tekanan darah yang sangat rendah dek kerana sakit2 misterinya. Dipendekkan cerita, doktor ingin letak Long line atau central venous line kt tangan die. Tapi oleh kerana sudah beberapa kali keluar masuk hospital, salur darahnya sudah collapse. Sangat susah hendak cucuk tangannya. Akibatnya pesakit meronta2 kesakitan. Sakit lama tambah dgn sakit baru. Dan apabila doctor nak wat Short line dekat lehernya, patient refuse. (if dpt buat short line nih, mmg pendek betol la cerita.huhu)

BP semakin menurun. Patient sudah mengeluh2 kesakitan. TIBA2, datanglah isterinya dengan berkata, '' biarkanlah suami saya tuh. saya da tak sanggup lagi nak tengok die menderita macam nih. biarlah saya bawa dia balik rumah. tak tahan saya tengok die sakit doktor buat mcm nih. makin teruk jadinya. biarlah saya nak sain surat AOR tu.''

doktor beritahu, ''BP sangat rendah. klu puan bawak balik, saya takut x smpt smpi umah pun". die menjawab dengan emo sekali, " biarlah kalau x smpt pun. MATI atas bus pun xper. x sanggup saya tengok die mcm nih. "

Aku tengok bila die cakap mcm tuh, suami die pun terdiam sekejap. maybe terkejut. dipendekkan cerita lagi, doktor akhirnya berjaya mendapatkan sisa2 salur darah dari kakinya. result investigation suaminya pun suda keluar dan doktor memberitahu isterinya sambil memujuk2 kembali isterinya itu..

Benda2 yg boleh kita amek pengajaran nih, first sekali kene belajar bersabar. kalau ikut hati ini, mahu saja ditampar isteri tuh. Doktor bukan xbuat kerja. die bleh plak marah2 mcm tuh. Tapi xboleh nak blame makcik tuh. Rasenye die da kurang betol gak tyme tuh. SO Belajarlah bersabar. banyak ragam yang kita akan jumpa. If kita xde sifat sabar, terus je doktor kasi borang AOR tuh suruh die sign. doktor pun senang kerja.

Yang keduanya, nyawa kita nih Allah yang kasi. jangan mudah berputus asa. umat islam diwajibkan mendapatkan rawatan sekiranya ditimpa sakit. Dan kita dilarang melakukan benda2 yang boleh memudaratkan diri kita sendiri dan juga orang lain. Sebab tu, selagi bernyawa, berusahalah.

Allah berfirman:


الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) – untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan Ia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang yang bertaubat);



Sunday, April 17, 2011

Selamat berjuang sahabat2!

7:55

Berdoalah kepada Tuhan kamu dengan merendah diri dan (dengan suara) perlahan-lahan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas. [al-a'raf:55]

7:56


Dan janganlah kamu berbuat kerosakan di bumi sesudah Allah menyediakan segala yang membawa kebaikan padanya, dan berdoalah kepadaNya dengan perasaan bimbang (kalau-kalau tidak diterima) dan juga dengan perasaan terlalu mengharapkan (supaya makbul). Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada orang-orang yang memperbaiki amalannya.
[al-a'raf:56]


Kepada sahabat2 yang akan mengambil peperiksaan, harap kita sama2 tidak pernah putus asa berdoa pada tuhan Pencipta Alam ini. Setiap yang terjadi adalah ujian kepada kita semua.

teruskan berusaha dan berdoa! InsyaAllah ketemu di final year bersama!

Wednesday, April 13, 2011

Mana Ustaz?



Semalam Pak Long aku menghadapi kecelakaan jalan raya. Innalillah.. Alhamdulillah Paklong hanya mengalami communited fracture of proximal part of humerus and tibia. Paklong sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya dan waktu tu hujan tengah lebat. Dalam perjalanan, ada sebuah kereta yang terbabas. Paklong cuba hendak mengelak tetapi malang tidak berbau terdapat sebuah lagi kereta di hadapannya. Paklong tak sempat hendak mengelak lalu motornya tergelincir lalu jatuh. Alhamdulillah kereta di belakang perasan dan sempat mengelak Paklong yang sudah terpelanting ke jalan raya.

Sekarang dia hanya terlantar kat katil sahaja, tak boleh gerak bahu kanan dan kaki kanan ade skin traction. Sekejap ade, sekejap lagi da xde. Itulah nikmat kesihatan. Bila2 sahaja ALlah boleh tarik. Sepatutnya beri pengajaran kepada orang lain supaya bersyukur dengan nikmat2 yang ada. Jangan rasa syukur hanya apabila sudah tiada.

BIla ade anak sedara medical student, memang ape2 bende aku asyik kene tanya la. Haha.
Brape lame nk pakai skin traction, bile nk operate dan macam2 lagi.

Dan satu lagi bende yang ditanya adalah bagaimana hendak solat dalam keadaan susah hendak berwuduk, susah hendak bersuci, susah hendak bersolat menghadap kiblat dan mcm2 lagi.

Bila fikir balik, aku bukanlah seorang ustaz dan di hospital ini pun tiada ustaz yang boleh jelaskan pasal bende2 camni. Kadang2 patient seorang yang kuat agamanya tapi bile kene keadaan mcm kaki berbalut, tangan berbalut sehingga tidak boleh berwuduk dengan sempurna, mereka mengambil keputusan untuk tidak bersolat. Dengan alasan tidak suci dan sebagainya.

Di mana UStaz di hospital ini? Salah siapa kalau lepas kita sudah balut2 kaki dia or kepala dia, dan patient tanya pada kita, macam mana saya nak solat ni doktor? Dan kita jawab kita tidak tahu. Siapa yang tanggung dosa? Patient yang tidak habis mengaji agama or kita yang tidak menjalankan tanggungjawab kita dengan sebenar2nya yang sepatutnya sudah tahu jawapan kepada semua itu???

Oleh itu, saya menasihatkan kepada diri saya dan bakal2 doktor sekalian, selain daripada menasihatkan kepada pesakit2 kalian tentang treatment, complication dan lain2,, terangkanlah juga mengenai perkara2 asas ibadah ini kepada mereka sebab ramai yang tidak tahu. At least selesaikanlah tanggungjawab kita as a muslim dengan memberitahu. Kalau selepas itu dia tidak mahu buat juga, nak buat mcm mana. Sesungguhnya kita tahu kerja kita adalah ibadah, oleh itu sempurnakanlah ibadah kita ini insyaAllah.

"sesungguhnya Islam itu mudah dan tidak membebankan atau memberatkan melainkan Orang2 islam itu sendiri yang memberatkan dan membebankan diri mereka, maka dampingilah ia, dekatilah ia(Islam) dan sampaikan khabar gembira serta dirikanlah solat pada waktu-waktu yang ditetapkan" --Bukhari, Iman,38


Tuesday, April 12, 2011

Mati

Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cubaan yang sebenarnya dan hanya kepada Kamilah, kamu dikembalikan.
(Al Anbiya` : 35 )

Semalam bertemu dengan teman baru masa servis kereta. Pabila aku cakap aku adalah medical student, antara perkara yang dia tanya adalah, macam mana perasaan bila selalu jumpa orang mati?

Bila teringat balik soalan tu, teringat balik kepada seorang patient yang aku clerk pada satu pagi itu bersama dengan anaknya. Patient tuh ade stroke dan masa aku ambil history, dia still boleh buka mata tapi pernafasannya sangat laju. dyspnoeic. Leby kurang 3 jam lepas tuh, die coma and doctor2 try untuk resuscitate die. Tapi Allah lebih menyanyangi beliau. Dan pada waktu tersebut juga, family member semua sudah tiba. Anaknya yang aku ambil history daripadanya tadi memandang aku dengan sedih. Aku sangat tidak tahu hendak cakap ape2 or membuat ape2 tapi akhirnya aku pergi juga kepada kakak tuh n try to comfort dengan ucapan2 biasa.huhu.

Life medical student sgt hampir dengan kematian. Mksud aku kematian2 pesakit2 di hospital. Tetapi bagaimana kita memandang kematian tersebut? Sgt rugi jika kita memandangnya hanya sebagai ''satu lagi kematian'' sahaja. Sepatutnya bila melihat kematian, ia adalah peringatan kepada diri kita juga yang pasti akan mati bila2 sahaja dari skrg. Sudah bersediakah kita?

Rasulullah bersabda, ''orang yang paling bijak adalah orang yang paling banyak mengingati mati dan paling kuat bersedia menempuh saat kematian.''

DEngan ingat kepada mati, akan timbul rasa sesal di atas dosa2 yang dilakukan sama ada kecil atau besar. Bimbang dengan nasib kita di alam kubur sama ada sempit atau luas. Maka segala perbuatan yang kita lakukan, akan dilakukan dengan tujuan hanya untuk mencari redha Allah. Benda yang kita selalu dengar di khutbah jumaat, '' bekerjalah seolah2 kamu akan hidup seribu tahun lagi dan beramallah seolah2 kamu akan mati esok hari''.

Akhir sekali, jangan lupa untuk mendoakan kebaikan dan kebahagiaan setiap pesakit kita dan berdoa juga moga2 mereka semua mendapat khusnul khotimah insyaAllah.